Kamis, 06 Mei 2010

Nazirwan Juara II Nasional Kreasi Model Pembelajaran Belajar Sambil Bermain Mencari Pasangan


JAMBI - Guru memang harus terus berkreasi, khususnya soal metode mengajar, agar siswa mudah menangkap materi ilmu yang diajarkan dan tidak membosankan. Dengan adanya inovasi, diharapkan guru mudah dalam mengajar dan siswa juga bisa menerima pelajaran dengan baik.

Inilah yang dilakukan salah seorang guru agama Islam di SDN 131 Telanaipura Jambi, Nazirwan. Ia berhasil menjadi Juara II nasional dalam lomba Kreasi Model Pembelajaran tingkat nasional yang dilaksanakan Departemen Agama RI baru-baru ini. Keberhasilan ini jelas menjadi kebanggaan tersendiri baginya.

Menurut Nazirwan, dia awalnya tidak berharap mendapatkan penghargaan apa pun dari lomba yang diikutinya itu. Sebab, dia sangat susah mengajar anak SD, karena mereka sebagian besar sedang suka bermain. Kalau pun diterangkan pelajarannya, murid tetap susah menangkapnya.

“Kebetulan model pembelajaran yang saya terapkan adalah model pembelajaran terpadu melalui pendekatan permainan mencari pasangan. Saya langsung praktikan dengan murid dan ternyata diterima dengan baik. Apa yang saya ajarkan ternyata dingat mereka. Hasil inovasi ini yang saya buat karya ilmiah dan saya ikutkan lomba,” sebut Nazirwan, kemarin.

Dikatakan Iwan, begitu panggilan akrabnya, awalnya dia mengirim karya tulis ke Kanwil Depag Jambi dan yang terbaik kemudian dikirim ke Jakarta. Waktu itu ada karya tulis yang dikirim dari SD dan SMP. Untuk dari SD, saya mewakili Jambi berjuang mengalahkan 33 provinsi.

“Saya mewakili SD 131 dari kelompok SD dan untuk SMP waktu itu dari Muarojambi. Lalu, kita diminta mempresentasikan hasil karya tulis kita dan diambil 20 yang terbaik untuk masuk simulasi (praktik, red). Saya mempraktikkan hasil karya tulis saya sesuai dengan yang sudah saya praktikkan dengan murid saya. Ternyata dari 6 pemenang, saya mendapat juara II tingkat nasional,” akunya bangga.

Diakui Iwan, karya tulis yang diikutinya dalam lomba tersebut sudah dua tahun ia terapkan dalam mengajarkan bidang studi agama Islam di SD. Dengan metode belajar yang ia terapkan itu, tampaknya murid sangat termotivasi. Karena selain mengajarkan ilmu agama, juga ada aspek bermain atau hiburannya sehingga tidak menjenuhkan.

“Kosep belajar sambil bermain ini tampaknya diterima murid. Ini selalu saya terapkan. Banyak yang berasumsi murid itu objek, tapi sebenarnya subjek (pelaksana, red) dari pembelajaran itu sendiri. Kita menghidupkan dan mengaktifkan belajar murid tanpa beban, sehingga mereka tetap enjoy,” bebernya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar