Sabtu, 30 Oktober 2010

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

KEADILAN SAHABAT

A. Pengertian Sahabat

Secara etimologi sahabat berasal dari kata Ash-Shuhabah (Persahabatan), yang tidak mengandung pengertian persahabatan dalam ukuran tertentu, tetapi berlaku untuk orang yang menyertai orang lain, sedikit ataupun banyak.

Sedangkan pengertian sahabat menurut Ulama Hadits adalah setiap Muslim yang pernah melihat Rasulullah Saw. Imam bukhari dalam kitab shahihnya mengatakan, diantara kaum Muslimin yang pernah menyertai Nabi Muhammad Saw atau pernah melihat beliau termasuk sahabat beliau. Setiap orang yang pernah menyertai beliau selama satu tahun atau beberapa bulan atau sehari atau satu jam atau sekedar pernah melihat beliau termasuk sahabat. Ia memeliki status sahabat sesuai dengan kadar kesertaaan yang dilakukannya, dan sebelumnya pernah bersama, mendengar dari dan memperhatikan beliau.

Ibn Hazm rahimakumullah berkata, adapun yang dimaksud sahabat adalah setiap orang yang pernah bermujalasah dengan Nabi SAW, meskipun hanya sesaat, mendengar dari beliau meski hanya satu kata, menyaksikan beliau menangani suatu masalah dan tidak termasuk orang-orang munafik yang kemunafikanny berlanjut sampai popular dan meninggal dalam keadaan seperti itu. Orang yang memiliki cirri-ciri seperti yang telah disebutkan berarti merupakan sahabat. Seluruh mereka bersifat adil, imam yang utama lagi direstui. Kita diwajibkan menghormati dan mengagungkan mereka, serta salalu memintakan ampun dan mencintai mereka.

Ibn Hajar mengatakan, defenisi yang paling shahih tentang shahabat adalah orang yang pernah bertemu dengan Nabi Saw dalam keadaan beriman kepada beliau dan meninggal dalam keadaan beriman pula.

Ibnu Hajar Al-Asqalani Asy-Syafii berkata, sahabat adalah orang yang temu dengan rasulullah saw, beriman kepada beliau dan meninggal dunia dalam keadaan Islam. Menurut Ibnu Hajar ada beberapa criteria sahabat yang meliputi, antara lain :

1. Bertemu Rasulullah saw

2. Menerima dakwahnya dalam waktu lama maupun sebentar

3. Meriwayatkan hadits dari beliau ataupun tidak meriwayatkannya.

4. Ikut berbaiat pada beliau atau tidak ikut serta dalam baiat beliau

5. Sempat melihat beliau walaupun tidak pernah duduk menemani atau tidak pernah melihat beliau seperti sebab tertentu.

B. Tingkatan Sahabat

Para pakar hadits menyebutkan setiap orang yang pernah melihat nabi Saw adalah seorang sahabat. Mereka beralasan bahwa itu karena kemuliaan posisi nabi Saw. Hanya saja, sahabat itu bertingkat-tingkat. Ada yang tergolong “As-Sabiqun” dalam Islam yang sangat lama bersama dengan Nabi Saw dan mengorbankan harta dan darah mereka demi dakwah Islam. Ada juga yang hanya sekali melihat Nabi Saw, yaitu pada kesempatan haji Wada’. Diantara mereka yang disebut pertama dan mereka yang disebut terdapat banyak tingkatan. Ada juga sahabat yang senantiasa berasama Nabi saw, siang dan malam, saat berada dirumah maupun saat bepergian, saat puasa maupun saat ibadah beliau, serta mengetahui banyak amal yang pelik dan sunah-sunah mulia.

Bagaimana bisa dianggap logis bila semua sahabat berada dalam satu tingkatan. Ini jelas tidak bisa dibayangkan menurut kacaman neraca keadilan dan logika. Oleh sebab itu sangat benar apabila dikatakan sahabat bertingkat-tingkat, serta disepakati oleh para ulama atas tingkatan para sahabat tersebut.

Adapun tingkatan sahabat yang sangat populer adalah menurut pendapat Al-Hakim antara lain :

1. Mereka yang mula-mula masuk Islam, seperti keempat khalifah.

2. Mereka yang msuk Islam sebelum musyawarah ahli Makkah di Daran-Nadwah.

3. Mereka yang berhijrah ke Habasyah.

4. Mereka yang mengikuti al-Aqabah al-Ula

5. Mereka yang mengikuti al-Aqabah al-Tsaniah, yang mayoritas adalah kaum Anshar.

6. Kaum Muhajirin yang mula-mula bertemu dengan Nabi SAW di Quba sebelum mereka memasuki Madinah.

7. Ahli Badar

8. Mereka yang berhijrah di antara Badar dan Al-Hudaibiyyah.

9. Para peserta Bai’at ar-Ridhwan di Hudaibiyyah

10. Mereka yang berhijrah antara Hudaibiyyah dan Fath Makkah, seperti Khalid Ibn Al-Walid, Ibn Al-Ash dan Abu Hurairah.

11. Orang-orang yangmasuk Islam saat Fath Makkah.

12. Kalangan anak-anak yang menyaksikan Nabi Saw, saat Fath Makkah, haji Wada’ dan lain-lain.

Ahlus Sunnah sependapat bahwa sahabat yang paling utama adalah Abu Bakar, lalu Umar. Tak seorang sahabat maupun tabi’in yang berbeda pendapat mengenai keutamaan mereka atas sahabat-sahabat yang lain. Setelah itu Ustman bin Affan, lalu Ali.

C. Sifat Adil Sahabat

Yang dimaksud dengan adilnya seorang sahabat ialah sebagaimana yang dimaksudkan dalam arti keadilan sahabat itu sendiri yakni setiap orang yang sezaman dengan rasulullah saw, dilahirkan pada zaman rasulullah, tidak pernah berdusta atau menipu.

Kesahabatan merupakan status mulia yang memberikan keistimewaan kepada pemiliknya, yaitu bahwa seluruh shahabat menurut Ahlus Sunnah bersifat Adil, baik baik ynagmengalami masa terjadinya fitnah maupun tidak. Ini merupakan mayoritas pendapat para ulama’.

Ada yang mengatakan, mereka senantiasa bersifat Adil, sampai terjadinya silang pendapat dan pertikaian diantara mereka. Maka setelahitu, keadilan mereka harus diteliti.

Ibn Hazm mengatakan bahwa sahabat Rasul Saw sampai Bai’ah ar-Ridhawan pada perang Hudaibiyyah semuanya merupakan penghuni surge. Tentu saja ini berdasarkan teks-teks Al-Quran dan as-Sunnah. Adapun ornag-orang sesudah mereka,maka belum bisa dipastikan sebagai penghuni surge.

Syarih Muslim Al-Tsabut mengatakan bahwa keadilan para sahabat adalah sesuatuyang pasti, lebih-lebih bagi para peserta perang Badar dan Bai’ah ar-Ridhawan.

Berkenaan dengan sahabat ada yang menunjukkan mereka harus dinilai adil dan berada pada puncak ketsiqahan dan keterpercayaan. Allah swt dan Rasul-Nya telah men-tazkiyahkan mereka. Umat Islam juga menerima hal itu secara bulat.

1. Dalil-Dalil Sifat Adil Sahabat dari Al-Quran.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Fath yang berbunyi :

Ó£JptC ãAqߧ «!$# 4 tûïÏ%©!$#ur ÿ¼çmyètB âä!#£Ï©r& n?tã Í$¤ÿä3ø9$# âä!$uHxqâ öNæhuZ÷t/ ( öNßg1ts? $Yè©.â #Y£Úß tbqäótGö6tƒ WxôÒsù z`ÏiB «!$# $ZRºuqôÊÍur ( öNèd$yJÅ Îû OÎgÏdqã_ãr ô`ÏiB ̍rOr& ÏŠqàf¡9$# 4 y7Ï9ºsŒ öNßgè=sVtB Îû Ïp1uöq­G9$# 4 ö/àSè=sVtBur Îû È@ŠÅgUM}$# ?íötx. ylt÷zr& ¼çmt«ôÜx© ¼çnuy$t«sù xán=øótGó$$sù 3uqtFó$$sù 4n?tã ¾ÏmÏ%qß Ü=Éf÷èムtí#§9$# xáŠÉóuÏ9 ãNÍkÍ5 u$¤ÿä3ø9$# 3 ytãur ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# Nåk÷]ÏB ZotÏÿøó¨B #·ô_r&ur $JJÏàtã ÇËÒÈ

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Dalam surat yang lian yaitu surat At-Taubah ayat 100, Allah SWT berfirman :

šcqà)Î6»¡¡9$#ur tbqä9¨rF{$# z`ÏB tûï̍Éf»ygßJø9$# Í$|ÁRF{$#ur tûïÏ%©!$#ur Nèdqãèt7¨?$# 9`»|¡ômÎ*Î/ šÅ̧ ª!$# öNåk÷]tã (#qàÊuur çm÷Ztã £tãr&ur öNçlm; ;M»¨Zy_ ̍ôfs? $ygtFøtrB ㍻yg÷RF{$# tûïÏ$Î#»yz !$pkŽÏù #Yt/r& 4 y7Ï9ºsŒ ãöqxÿø9$# ãLìÏàyèø9$# ÇÊÉÉÈ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.

Itulah beberapa ayat yang memberikan kesaksian akan keutamaan dan posisi seluruh sahabat yang berada bersama Rasulullah SAW. Sejak awal dakwah beliau sampai perang Hudaibiyyah. Masih banyak ayat-ayat lain yang menyebutkan keutamaan mereka dalam berbagai kesempatan, seperti jihad dan berbagai perperangan.

2. Dalil-Dalil Keadilan Sahabat Dari Sunnah

Dari sekelompok hadits shahaih terdapat banyak hadits yang memberikan kesaksian akan keutamaan sahabat, baik secara global maupun per individu. Dan dalam sebagaian kitab Hadits seperti sahih bukhari, Al-Jami’, Ass-Shahih milik Imam Muslim, As-Sunan Al-Arabiah dan lain-lain terdapat BAB-Bab kehusus tentang keutamaan sahabat.

Sebagai contoh yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudriy, katanya Rasulullah Saw bersabda :

Janganlah kalian mencaci salah seorang diantara shahabatku. Karena salah seorang diantara kalian, senadainya mengainfaqkan emas sebesar gunung Uhud, maka tidak akan dapat menyamai satu mud (Yang dinafkahkan) oleh salah seorang diantara mereka dan tidak pula separuhnya.

Diakhir pembicaraan tentang keadilan shahabat, saya mengutip pernyataan Abu Zur’ah ar-Raziy : “jika kamu melihat seseorang yang mencari salah seorang sahahabat, maka ketahuilah bahwa oran itu zindiq. Hal ini karena Rasul SAW benar, Al-quran benar. Dana apa yang beliau bawa juga benar. Semua itu dibawa kepada kita agar mereka bias menggoyahkan Al-Quran dan As-SUnnah. Karena itu, sebaiknya orang-ornag zindiq itulah yang terjarh.

Sifat adil para sahabat sudah tertanam kokoh dalam jiwa mereka masing-masing sebab pada awalnya Islam telah tertancap kokoh dihati mereka yang memeluk dan mengikuti petunjuknya. Sampai-sampai kit abisa menyaksikan bahwa mereka yang terlanjur berbuat dosa besar secara sadar meminta dihukum untuk membersihkan jiwa mereka dan bergegas bertaubat kepada Allah swt. Maka dari itu sahabat seluruhnya bersifat adil. Keadilan mereka tidak perlu diteliti ulang selama tidak ada kritik untuk mereka.

D. Jumlah Sahabat

Menghitung sahabat jelas sangat sulit. Karena mereka berada di berbagai negeri dan kawasan. Disamping itu, terlalu besarnya jumlah mereka tidak memungkinkan mereka dihitung. Ulama yang melakukan penghitungan, semata berdasarkan perkiraan. Imam Bukhari didalam shahihnya meriwayatkan bahwa ka’b ibn Malik berkenan dengan kisah keterlambatannya dari perang Tabuk berkata : sahabat Rasulullah saw sangat banyak, sehingga tidak mungkin bis adimuat di dalam buku.

Namun demikian, kita bias saja mengitung jumlah mereka berdasarkan kurang lebih, dari riwayat-riwayat sebagian sahabat dan tabi’in tentang jumlah mereka ketika terjadi masing-masing peperangan ataupun peristiwa penting.

Dari IBN ABbas diriwayatkan, bahwa ia berkata : Rasulullah saw keluar pada tanggal sepuluh Ramadhan. Beliau berpuasa dan orang-orang pun berpuasa. Kemudian sesampai mereka di sumber air Al-Kalid beliau membatalkan puasa. Kemudian beliau m elanjutkan bersama sepuluh ribu kaum muslimin, sampai dijalur Shirar. Dan hal itu terjadi pada Fath Makkah.

Turut serta pada haji Wada’ yang dilakukan Rasulullah saw sekitar sembilan puluh ribu kaum muslimin.

Dari sini jelaslah, bahwa sahabat yang meriwayatkan dari Rasulullah saw sangat banyak. Mereka telah membawa sejumlah besar data-data keagamaan yang sangat bermanfaat. Jumlah hadits yang mereka bawa berbeda-beda, tergantung kadar kebersamaan dan kondisi masing-masing.

E. Sahabat Yang Banyak Meriwayatkan Hadits

Sahabat yang banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah Saw ada tujuh orang, yaitu :

1. Abu Hurairah, Abdurrahman ibn Shakhr ad Dausiy al Yamaniy ra yang lahir tahun 19 SH dan wafat tahun 56 H. jumlah hadits yang diriwayatkannya 5374 buah hadits.

2. Abdullah Ibn Umar ibn al Khaththab ra yang lahir tahun 10 SH dan wafat tahun73 H. jumlah haditsnya 2630 hadits.

3. Anas ibn Malik ra yang lahir tahun10 SH dan wafat tahun 93 H. jumlah haditsnya 2286 buah hadits.

4. Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ummul Mukminin yang lahir tahun 9 SH dan wafat tahun 58 H (dan ada yang mengatakan tahun 57H). jumlah haditsnya 2210 bauh hadits.

5. Abdullah ibn Abbas Ibn Abdul Muththalib yang lahir tahun 3 SH dan wafat tahun 68 H. jumlah haditsnya 1660 buah hadits.

6. Jabir Ibn Abdillah al ANshari yang lahir tahun 6 SH dan wafat tahun 78 H. jumlah haditsnya 1540 buah hadits.

7. Abu Said al Khudriy : Sa’d ibn Malik ibn Sinan al Anshariy yang lahir tahun 12 SH dan wafat tahun 74 H. jumlah haditsnya 1170 buah hadits.



BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Kata Penutup

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar